Disematkan Nama ‘Manusia’
Maqom Ibrahim dengan ribuan 'manusia' picture : googling |
Manusia
memiliki posisi termulia di muka bumi ini dengan persyaratan taqwa pada – Nya
mulai seseorang dianggap baligh hingga wafat menghadap kepada Sang Pencipta.
Secara
implementasi dalam kehidupan sehari – hari taqwa adalah bertanggung
jawab atas diri terkait cara
: berfikir, bersikap dan bertindak baik di hadapan Khaliq
– Nya demikian terhadap sesama makhluq.
Pertanggung
Jawaban terhadap manusia apalagi terhadap Allah tidak instan melekat dalam diri
kita masing – masing, segala sesuatunya
lewat ilmu, kemudian eksekusi dari
wawasan yang telah kita tangkap dengan jalan riyadhah (latihan), semua
tidak ujug – ujug menjadi orang shaleh dan sholehah, imposible !!
Sekedar
sedikit pemahaman dari #Makhluk_Udik
Bandung coret dalam Al Qur’an Allah menyematkan nama makhluk – Nya yang disebut
manusia dengan tiga kategori ; Al Insan – Al Basyar dan An Naas.
-
Al Insan
Yaa
. . . bahasan ilmiahnya al insan
lebih pada aspek psickologis seorang diri manusia, sehingga jika Allah dalah ayat – Nya
menyematkan kata al Insan tujuan Dia adalah tentang hakikat jiwa.
Bingung
ngebahas tentang jiwa, ya udah
sedemikian saja dulu . . . ini kajian ilmiah.
Kajian
emak – emak praktisnya, secantik dan
segagah apa seseorang ketika kita mengenalnya lebih dalam kemudian ternyata
teman kita itu akhlaknya buruk, maka
nilai kecantikan dan ketampanannya menjadi zero.
Karena
sebagai manusia dengan sematan Al – Insan adalah seseorang yang berakhlak
mulia, sopan santun budi bahasanya jelas tidak sombong.
Akan
tetapi jika satu demi satu ayat yang terkait Al Insan, terkadang kita bisa memaknai sebagai
keangkuhan manusia jika disejajarkan dengan langit, gunung, bukit dan bumi . .
.
Kata
Allah manusia masuk juga derajat sombong seperti
Satu
contoh kalimat al insan dalam ayat yang sedemikian dahsyat Allah sampaikan pada
kita lewat Rasul Yang Agung :
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi
dan gunung – gunung, maka semuanya
enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan menghianatinya, dan dipikullah amanat itu
oleh manusia ; Sesungguhnya manusia itu
amat zalim dan amat bodoh”
-
Al Basyar
Kajian
dari kata Al Basyar, bahasa kerennya
jika kalimat ini muncul dalam ayat Al
Qur’an sorotannya lebih pada aspek biologis, Rasulullah di sebut dalam beberapa ayat Al Basyar kendatipun beliau orang suci tetap
karena dia manusia ya butuh makan, butuh
minum, nikah dan istirahat.
Sebagai #Makhluk_Udik Bandung coret bisa ni menunjukkan beberapa ayat tentang Al Basyar sebagai fasilitas kemudahan bagi yang kadang – kadang rada enggan juga buka – buka ayat, baik ini ya :
Katakanlah
: Sesungguhnya aku manusia biasa seperti
kamu, yang diwahyukan kepadaku : “Bahwa sesungguhnya Allah Yang Maha ahad. “ “Barang
siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhan nya . .
Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia
mempersekutukan seorangpun dalam
beribadat kepada Tuhannya.” QS. Al Kahfi: 110
-
An Naas
Jika
Allah telah menyematkan kata An Naas dalam ayat – ayatnya maka ini
sangat terkait erat dengan apa yang disebut ayat – ayat yang fokusnya pada
pembahasan aspek Sosiologis.
“Dan
berserulah kepada manusia untuk mengerjakan hajji , niscaya mereka akan datang kepada mu dengan
berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru
yang jauh.” QS. Al Hajj (22) : 27
Dapat
dipastikan ayat – ayat tentang hajji Allah menggunakan kata An Naas, karena
ibadah hajji adalah ibadah sosial.
Sosialnya
di mana . . .?
Lha
mau berangkat hajji itu butuh berbagai persyaratan yang sangat terkait dengan
banyak orang, butuh KTP berhubungan
dengan Pak RT, Pak RW dan Pak Camat ;
beli pesawat ( ongkos pp garuda lha biasanya . . .) berhubungan dengan penjual
ticket atau mungkin dikoordinir lewat
Kementerian booking seat dan sterusnya.
Maha Dahsyat Gusti Allah Pencipta Alam Semesta
Allahu
Akbar . . . .
Salam
Kalau baca tulisan Bu Intan sejuk terus rasanya
BalasHapusSalam Kang Hilman Mulya Nugraha,
Hapushatur nuhuun kersa rurumpaheun
Salam