Keajaiban Itu Bernama “Perjumpaan”
Perjumpaan
abadi adalah
pertemuan antara Khaliq dan makhluq – Nya yang sangat dirindukan para Nabi dan
Rasul, Syuhada penegak kebenaran (shiddiqin), sholeh dan sholehah.
Una Saat memungut sejenis bunga Alamanda, saat pagi menjemput |
Kapan
waktunya adalah rahasia ke Agungan Illahi yang hakiki, namun tanda dan petunjuk
Nya gamblang diungkapkan dalam al Qur’an, seperti :
110. Katakanlah : “Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku : “Bahwa
sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa. “Barang siapa mengharap perjumpaan dengan
Tuhan – nya maka hendaklah ia
mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Nya”
Seperti itu
teknis di alam dunia apa yang seharusnya kita lakukan, sekiranya diantara kita bercita – cita melakukan
perjumpaan dengan Nya.
Ketika
seorang #Makhluk_Udik Bandung coret ;
bersinergi dengan alam lingkungannya berniat ingin berjumpa seorang demi
seorang siapapun mereka, berbagai cara Allah bentangkan petunjuk – Nya bahkan
tangan – tangan pertolongan Nya di luar jangkauan aqal fikiran kita
sebagai hamba – Nya yang dhaif.
Adalah di
awal tahun 2016 tentu saja di luar fikiran dan rencana #Makhluk_Udik kemudian copy darat bersama
seseorang dengan nama pena Una Munir.
Perjumpaan di
dunia maya (dumay) bertahun yang lalu, tepatnya entah kapan . . .
dengan keberanian prima wow ngambil gambar diatas motor |
dengan
tradisi posting status baik bergambar maupun tanpa picture dan kemudian saling
jawab komen, jika tertarik dilanjutkan
bahkan dilewat sekalipun tiada yang saling sakit hati.
Ada semacam
kecocokan yang entah apa dengan Una Munir sehingga sering klik saja.
Sambung bersambung
Una-pun berteman dengan Mbak Umi Lestari yang posisi tempat tinggal tidaklah
seberapa jauh.
Dengan Mbak
Umipun di dumay, kadang saling bertegur sapa dan seperti berbalas pantun jika sempat dan nyambung pembahasannya
saat kita membuka akun FB khususnya.
Una Munir
sempat berjumpa dengan Mbak Gendis Rara Danerek ; dan si Mbak ini lebih dahulu
menanyakan dan mencari sudut ruang untuk menemui Bunda di Bandung.
Sudut ruang
yang dimaksud, kamar untuk tempat berteduh sejenak. Ketika inbox pernah Bunda
katakan pada Gendis yang ada lapangan buat camping.
Caranya Una
entah sadar atau tidak bahkan tidak ada pemberitahuan yang real cuma saja
Fawwaz putera kami yang kelima kirim massege :
“Bund,
temen – temen aku mau ke Bandung besok. Tapi
belum pada tahu nginep dimana, kira –
kira wisata rohani bisa di pakai sama mereka ngga ya ? buat lima orang terus hari ahadnya mau ke
Tebing Kraton”.
jelasnya saat Fawwaz kirim pesan sama Emak - nya, ia belum mengetahui ada jalinan per FB -an antara Una dan diriquh.
kata Una di dinding FB Green Stick Fighter apa maksud . . . |
Malam Sabtu
( 8 Jan 2016 ) Fawwaz sudah nyampe di rumah, sedang tamunya baru hari Sabtu
pagi nyampe di Bandung mengendarai Kereta api dari Jakarta ( Gambir atau dari
mana entah , duka teuing ni kisah ngga jelas amat )
Konon berdasarkan
info selewat – selewat mereka para tamu teh menuju beberapa taman di Bandung
dan sempat juga ke Braga.
Sempat berburu
kuliner, mie kocok ya . . .
Asli ngelihat
di picture FB-nya Teh Eneng
E Sri
Mulyati
Wilayah Lembang dan Subang tampak saat mendaki Tebing Kraton |
Kemudian para
tamu sampai di pondok persinggahan kami sementara waktu, dan Fawwaz mengabarkan bahwa teman – temannya
sudah sampai di depan.
"depan"
adalah ruangan sederhana ala kadarnya, tempat kami semua berkumpul, terkadang dipakai shalat, dipakai melepaskan letih syurga para pecinta kesederhanaan.
Bunda tidak
segera menyambutnya, karena tengah di kejar deadline untuk membantu posting
artikel beberapa teman terikat janji di inbox,
maka mohon maafkan saat itu tidak sesegera mungkin menjumpai.
Bahkan ketika
menjumpai masih berusaha menenteng notebook untuk menyelesaikan janji itu.
Una dan ambo
saat itu saling berusaha pandang memandang ( cie . . . cie . . . cie wow !! )
meyakinkan diri masing – masing ini adalah berjumpaan yang saling tidak
direncanakan secara khusus.
Perasaan bahagia
ketika itu kami saling berpelukan berulang kali dan berulang kali secara
spontan instan tanpa rekayasa.
Kenapa ini
terjadi sedemikian rupa ??
Ituu . .
. “min haitsu laa yahtasib”
Perjalanan
ke Tebing Kraton, edisi tersendiri untuk dikisahkan, akan tetapi
Tebing Kraton memang akan selalu
indah di ambil gambarnya oleh seorang amatiran sekalipun baik secara foto digital pindah ke akun atau
blog, apalagi jika yang ngambil gambar
adalah mereka yang profesional.
picture milik Una Bunda pakai disini . . . |
Namun jika
kita mengamati dari sejak awal pertumbuhnya tempat wisata ini ada semacam
“gegar budaya dalam masyarakat” desa Ciharegeum.
Kini terasa
sekali khususnya para penjaga parkir
motor dan ojek, berwajah sedemikian sangar – sangar terkadang Bunda menyaksikan
kebrutalan akhlak dalam rangka merebut hak jatah pengunjung.
Kasian
mereka menjadi saling cakar . . . fenomena menyakitkan, dalam lingkar kemiskinan masyarakat kelas yang paling bawah.
Ciburial, 3 Rabi'ul Tsani 1437 H / Selasa 12 Januari 2016 M
Lihat disini
:
Belum ada Komentar untuk "Keajaiban Itu Bernama “Perjumpaan” "
Posting Komentar