Satu Cara Bahagia
Terima Kasih Buat Teh Eneng
Rutin – nya sakit pungguh sejak
hampir setiap dua tahun sekali mengandung dari putera pertama hingga puteri
terakhir Dzul Afaren Nasreen.
Salah satu akibat yang terasa hingga
kini, adalah sakit punggung yang kadang muncul kemudian hilang karena kesibukan
atau berusaha mengurangi rasa sakit dengan cara pijat tulang, otot dan syaraf
di desa Cibunder Sumedang.
Tebing Kraton Mempersatukan Tiga Perempuan Berbeda Generasi |
Sedang jika sehari – hari menembus
kegiatan yang kadang ekstra padat sudah tidak asing lagi solusi cepat tempel
salompas, selesai dan aman – aman saja.
Belakangan, demi menjaga kesehatan tubuh mencoba bekam
kering atau bekam basah dan biasanya beberapa hari ada terasa gatal – gatal di
posisi pasca bekam.
Hari ahad 10 Januari 2016 secara berangsur dan bertahap pendakian abal – abal di bantu Jufri dan Fawwaz diangkut ke puncak
dan kemudian berkunjung tempat kerabat Bunda.
Kerabat pertama adalah Mbak Umi
Lestari teman FB Una juga Bunda dan lingkaran disekitarnya termasuk Mbak Gendis
dan Uni Yuni Adam.
Saat komen – komen didinding FB, hai
. . . Mbak Uminya mau kepasar dulu jadi ke Pabrik tahu dulu biar mengisi waktu
tidak terbuang percuma.
Tempat Ibu Popon adalah lokasi strategis
menyantap tahu panas yang tidak pernah bosan sepanjang kehidupan, selalu enak
dan nikmat juga gretongan gitu . . .
Barakallahu Bu Popon ;
Kemudian akhirnya kami berjalan kaki
dari pabrik tahu menuju rumah Mbak Umi Lestari yang tidak seberapa jauh, namun saat sampai lumayan juga ingin
merebahkan badan dan menggatung kaki biar mengurangi rasa pegal usai pendakian
abal – abal itu.
Lumayan capeeeeee . . . . .
Maksud menggantung kaki itu, di ganjal pakai bantal yang tersedia berwarna
ungu muda dan ungu tua.
Sedangkan Mbak Umi sendiri dilantai
bawah rumahnya tampak cukup sibuk menata meja makannya dengan beberapa jajan
pasar, minuman dan bubur . . .
Bener buburnya masih berasa . . . .
nikmatnya persahabatan itu.
Berkali – kali Mbak Umi mempersilahkan #Makhluk_Udik Bandung coret untuk turun ke
ruang makannya, namun Bunda dengan Teh
Neng koq enggan beranjak.
Saat itu sambil ngobrol – ngobrol ringan
Teh Neng mulai memegang jari jemari Bunda konon mau melepas energi negatif yang
ada di tubuhnya lewat jasadnya Bunda,
Kurang begitu faham . . .
Akan tetapi berasa nikmatnya saat
Teh Neng mulai memijit – mijit punggung Emak 12 anak dengan cucu 9 orang.
Tiada kenikmatan yang selalu Allah
anugerahkan dengan cara – Nya.
Rupa nya Teh Neng trampil memfokuskan
energi yang ada di ujung – ujung jarinya mengejar titik – titik ngilu dan linu
di punggung Bunda.
Senang nya seakan dunia milik
pribadi, dan yang lain –nya Cuma kost
atau numpang saja . . .
Hari – hari ini ingat Teh Neng . . .
kapan bisa ke Bandung lagi dan merefleksi atau terapi Emak – emak rempong.
Akh Teh Neng, kita baru saja kenalan
ya . . . ?
Mungkin juga kita sudah sahabatan
lamaaaa . . . ya di Lauh Mahfudz.
Semoga Teh Neng, selalu sehat dan
melepas energi negatif kepada siapa yang membutuhkan dan memberi manfaat
sehingga kelak menjadi investasi tabungan akherat.
Salam kenal ya . . .
Lupa kenalan dulu attuh yaaq . . .
Ciburial, Rabu 3 Rabi'ul Akhir 1437 H / 13 Januari 2016 M
Belum ada Komentar untuk "Satu Cara Bahagia"
Posting Komentar