ISTIGHFAR NABI ADAM AS
Qaalaa
Rabbanaa zhalamnaa anfusanaa wa – in lam taghfir lanaa watarhamnaa lanakuunanna
mina al khaasiriina
[7:23] Keduanya berkata : “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan
memberi rahmat kepada kami, niscaya
pastilah kami termasuk orang – orang yang merugi”.
Nabi Adam
As, adalah bapak pertama umat manusia di muka bumi ini tentu kisahnya banyak di
kenal dan di kenang banyak orang demikian kiprahnya tentu saja penting menjadi
ibrah (pelajaran) untuk hidup dan kehidupan kita semua.
Sebagai seorang
manusia pertama beliaupun tidaklah sempurna dan tidak lepas dari perasaan bersalah
dan berdosa hingga puluhan tahun Nabi Adam berdoa dengan kalimat – kalimat menyayat
dan dipersembahkan hanya pada Allah SWT.
Ber istighfar
( memohonkan ampunan ) pada Allah bukan hanya wilayah para Nabi, Rasul, Malaikat dan orang – orang shaleh . . . juga
merupakan wilayahnya kita sebagai umat manusia, hamba Allah yang produksi
dosanya dari waktu kewaktu. Maka selayaknya dan sewajarnya mohon ampunan pada
Allah SWT. khususnya menjelang dan saat bulan ramadhan.
Sebagaimana
telah Bunda kutipkan ayatnya diatas, dan kemudian di penggal – penggal agar
dapat menghayati lebih mendalam sehingga saat menghantarkan do’a kehadirat Nya
kita memahami betul maknanya.
Insya
Allah. Amin.
Qaalaa
Rabbanaa zhalamnaa anfusanaa
Keduanya
berkata : “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, . . .
. . “
Makna keduanya
kita tidak perlu menebak, jelas ini di tujukan pada Nabi Adam As, beserta
Ibunda Siti Hawa yang terjebak oleh bujuk rayu Syetan sungguh menyesal dan
diungkapkan dengan rendah juga kalimat sangat nelangsa setelah keduanya diusir
dari Surga yang berlimpah kenikmatan.
Sehingga dapat
kita fahami bersama dari kalimat nelangsa ini bahwasanya jika kita berani
melanggar dan menerabas juga menerobos melakukan dosa hakekatnya adalah
penganiayaan pada diri sendiri.
Naudzubillahi min dzalika.
wa – in
lam taghfir lanaa watarhamnaa
“ . . . dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi
rahmat kepada kami, . . . “
Prioritas dari
do’a dan harapannya adalah :
1.
Diampuni dosa – dosa karena kelalaian dan
pembangkangan dari kalimat – kalimat Nya
2.
Mohon kasih
sayang Allah dalam menempuh perjalanan di alam dunia ini dengan berbagai
hal yang mendukung berlangsungnya pengembaraan
“ . . . .
lanakuunanna mina al khaasiriina . . . “
“ . . . .
. niscaya pastilah kami termasuk orang –
orang yang merugi”.
Bayangkan oleh
diri kita secara individual,
Pertama
Jika
kemudian kita yang melakukan pembangkangan itu dan membandel tidak menuruti apa
yang diperingatkan Allah sehingga terusir dari Surga . . . .
Kedua
Allah tidak
mengampuni dari dosa – dosa pembangkangan apalagi menyayangi kita, sehingga mungkin
hidup dialam dunia hanya duka nestapa yang tiada ujung tanpa anugerah cinta dan
kasih sayang Allah.
Ketiga
Sudah mah
dialam dunia rugi, tentu kita tidak
ingin merugi pada level yang lebih tinggi lagi.
Kapan Istighfar
Nabi Adam As ini layak di baca ?
sebagaimana keutamaan berdo’a itu waktunya disamping ba’da shalat wajib
terkenal dan populer do’a ini dibaca pada sepertiga malam, minimalnya bangun
konektivitas diri kita dengan Allah apalagi di bulan Ramadhan dikenal sebagai
bulan perjamuan Ilahii . . .
Salam
Marhaban Mubarokan.
Selasa, 24 Sya’ban 1435 H / 31 Mei 2016 M
postingan bermanfaat
BalasHapusObat Tradisional Darah Tinggi