Reds Dipo Dan Pedagang Kue Putu Yang Mengagumkan
Robusta Ice Milk (picture : dok.pribadi) |
Reds Dipo muncul dalam perbincangan kami hari ini ketika puteri ke tujuh ingin kembali
menikmati Robusta Ice Milk dan
singgah saat hari menunjukkan jam 15.12 sore angin deras di sekitaran jalan Ir. H. Juanda,
akan tetapi tujuan kami adalah jalan Dipati Ukur no 1 berbatasan dengan kantor
BCA Cikapayang; semoga tidak berakibat
bencana yang mengerikan terutama pohon tumbang
( Naudzubillahi min dzalika . . .
! )
Puteri ke tujuh yang meminta untuk berkunjung ke Reds Dipo (RD)
khasnya adalah ikan bawal bakar dengan empat macam sambal pengundang selera yang tidak bakalan
kecewa, kami menuju cafe RD itupun
mendadak saja hehehe . . .
Sesungguhnya
Bunda menawarkan pada anak energik ini ke Baso Boedjangan, namun karena Didi (nama hariannya, sedang nama indahnya adalah
potongan ayat al Quran – Raadiyyah Mardhiyyah
) baru saja makan bersama sahabat –
sahabat lamanya dalam rangka milad ke 22 tahun dan beberapa hari kedepan mahasiswi tingkat
akhir di Universitas Negeri Malang ini akan segera kembali ke kampusnya ia
berucap singakat :“Bund . . . Didi sich pengen ke Reds Dipo, minum saja itu apa . . ya Robusta
Ice Milk” dalam fikiran Bunda aikh
. . . ni anak rupanya gemar juga minuman
unggulan di Reds Dipo, “yaa . . . hayuuks kesana jaraknya dari
dari sini kan tidak berapa jauh”
Robusta Ice Milk Sensasional (pict:dok.pribadi) |
Memang dekat sekali dari kantor BCA Cikapayang alamat Reds Dipo
hanya dua ratus meteran dari situ mah atuh,
Bunda memang ada keperluan
transfer ke dua putera yang mondok di Garut dan yang tinggal di Pamulang.
Kue Putu dan Murajaah Al Quran
Saat kami tengah memesan dua gelas robusta ice milk plus Nasi
Goreng Sea Food (rupanya baru terasa
lapar juga ) dengan harga yang lumayan murah Rp 35.000 / porsi ukuran cukup jumbo Bunda_pun membagi dua porsi agar
tidak mubazir, Didi sempat menolak : “Bund . . . Didi masih kenyang
banget” “yaa . . . cuma sedikit
koq ngga banyak – banyak, sayang kalau
tidak habis mah” Bunda berusaha
membujuk Didi agar memakan saja nasi gorengnya.
Robusta Ice Milk (pict:dok.pribadi) |
Ketika itulah seorang Bapak tua menawarkan dengan cukup santun kue putu dengan harga sepuluh ribu ( nah Bunda
berfikir secara husnudzaan beli sajalah, ngasih isyarat dengan mata kepada
puteri kami yang ketujuh . . . jangan –
jangan dia Malaikat khan anggap saja sepuluh ribunya untuk sedekah ).
Tetapi kadang juga suka muncul imajinasi liar dalam fikiran Bunda kalau ada Bapak – bapak tua ‘nyolongkrong’ begitu teh suka kepikiran intel yang mematai
– matai kami . . . eaaa . . . emang Bunda siapa ? pejabat bukan, tokoh politik bukan blogger
juga hanya pura – pura (nach . . . kan GR dimata – matai Bapak tua)
Didipun memesan satu bungkus kue putu sebagai mana yang ditawarkan
bapak tua tadi dan sambil menikmati robusta
ice milk Bunda beserta sang puteri berbincang – bincang ringan saja tentang Ratu sahabatnya semasa SD dan telah memiliki tiga orang anak berikut kisah
moyang sang ibu muda.
Sempat terlupakan sejenak pesanan kue putu yang kami order kemudian sang bapak penjual putu datang dengan bungkusan keresek berwarna hitam
Bunda menerimanya dengan tidak antusias biasa . . . . kurang mempedulikannya karena membeli
putunyapun bersifat tidak berdasar minat dan keinginan dan tentu saja tanpa rencana.
Saat usai membayar robusta ice milk yang harganya satu gelas relatif murah cuma lima belas ribu saja,
hehehe . . . sebulan kedepan diramalkan naik dweh . . . karena semua harga sudah berangsur naik, kami
akan berusaha kembali lagi berburu minuman ini menjadi yang telah menjadi
minuman kegemaran keluarga dengan rasa
sensasi yang aduhai, ice batu kopi
robusta nya itu yang langka !!!
Balik kanan . . . Alhamdulillah nikmat, menyantap nasi goreng seafood paduan udang dan
cumi bumbu kecap pas dengan acar, keqnya lombok lagi mahal jadi tidak pakai
sambel . . . ataukah lupa ? Baiklah memaklumi, padahal RD cirikhasnya di sambal
itu.
Subhanallah saat hendak menuju parkiran bapak penjual putu tengah murajaah
. . . amaging . . . amaging;
Nasi Goreng Sea Food (pict:dok.pribadi) |
Murajaah biasanya di lakukan baik secara individual
maupun berjamaah yaitu mengulang bacaan ayat – ayat alQuran agar kekal hafalan
yang tengah diikat oleh memori.
Bunda memandang punggung bapak penjual putu dengan lekat – lekat
beliau lagi menghadap ke arah jalan, dan segeralah saya memutar tubuh agar bisa menatap langsung wajahnya . . .
Reds Dipo DU. 01 (pict:dok.pribadi) |
Tirai ketakjuban terbuka . . . wajahnya jernih dan mulutnya secara
speed merafalkan ayat – ayat Quran sedang tangan kirinya menggenggam
kitab suci adapun tangan kanannya
memegang kayu kecil sebesar pinsilyang berfungsi menutup ujung lubang blek
#abaikan . . .
Bunda langsung bertanya pada sang penjual putu, “Bapak
murajaah juz berapa” penasaran . . . dan lupa menanyakan nama beliaunya “ogh . . . saya rutin saja murajaah Yaasin
. . . Waqiah dan alMuluk” Bunda pandang beliau dengan tajam untuk
memastikan keberadaannya sesungguhnya dia makhluk langit ataukah makhluk bumi ?
. . . .
Tidak sempat bertanya lebih jauh karena puteri kami telah
menyalakan motor yang hendak kami tunggangi bersama sambil membawa kesan
takjub, seorang tukang putu di pintu masuk Reds Dipo berjualan sambil mengulang
hafalannya, ayat – ayat Quran.
Akh jangan – jangan Malaikat yang tengah menyamar . . . di sepuran Reds Dipo, tidak butuh takut yang kita perlukan mendesak adalah mohon keselamatan pada Nya
baik dunia maupun akhirat.
Bandung 10 Rabiul akhir 1438 H /
9 Januari 2017 M
(Salam Milad
Untuk Raadiyah Mardiyyah puteri kami yang ke tujuh)
Belum ada Komentar untuk "Reds Dipo Dan Pedagang Kue Putu Yang Mengagumkan"
Posting Komentar