Perempuan Masa Kini Dan Media Sosial Sebagai Sang Khadimah Paling Setia
Jika kemudian ikutan giveaway tidak menang, mental sudah siap bahwa tujuannya disamping
meramaikan tentu saja menjadi ajang shilaturrahim sesama peserta blogger di dunia
maya dan membangun jaringan menjadi lebih berkualitas.
Bulan Maret 2017 menjadi
saat yang keramat menggelar giveaway, dan terpantau oleh Bunda salah seorang blogger
kece’ Fauzia Subhan menggelar syukuran 3 tahun Ruang Baca dan Tulis beserta syukuran 4 tahun tempat nyaman bagi Neng Fauzia untuk berkreasi dengan
kata – kata di Zeelhouette
Prosesi hajatan Zya panggilan akrabnya sungguh sangat strategis dikaitkan dengan
peringatan International Women’s Day (IWD)
di Indonesia kita mengenalnya sebagai Hari Perempuan Internasional organisasi
tingkat dunia ini telah diakui
secara skala global sejak tahun 1911 M karena reputasi menyuarakan berbagai
isue tentang gerakan perempuan di berbagai belahan dunia.
Tentu saja kita mengenal bahwa Hari Perempuan Internasional adalah
sebuah peristiwa yang terjadi di berbagai belahan dunia dimana mereka membuka
suara atas nama keadilan, keamanan, dan kesetaraan hak.
Bunda mencoba mengkaitkannya dengan konsep ajaran Islam jika
berbicara tentang keadilan, keamanan dan kesetaraan hak itu di akui dan
diakomodir dalam al Qur’an salah satu
ayatnya termaktub pada lembaran – lembaran mulia QS. Al Ahdzab (33) : 35 chek ada di sini.
Adapun sedikit perbendaharaan memori Bunda tentu saja yang di
maksud kesetaraan hak adalah
hak dalam wilayah masing – masing, bahwa perempuan punya hak yang sama dengan
laki – laki dalam pandangan Allah dengan pembagian wilayah domestik khusus pengasuhan anak dan
pendidikannya tidak kurang dan tidak lebih,
Ummi
. . . jangan bergeser kemana – mana.
Ummi yang mengandung putera puterinya, Ummi yang melahirkan, Ummi yang menyusui dan Ummi yang membesarkan
mengasuh mendidik hingga cerdas mandiri sholeh dan sholehah dan mencapai
derajat taqwa.
Kenapa seorang Ibu kerap juga di panggil Ummi atau Umm .
. . tentu saja makna Umm disandangkan pada tugas mulia seorang perempuan yakni
nakhoda dalam biduk rumah tangganya, dan secara ringkas telah diungkapkan
diatas.
Kita masing – masing faham bahwa sebutan Ummi dari bahasa Arab bermakna Ibu dan dari akar
katanya yang mengandung makna Imam .
. . . jadi Ibu di rumah bertugas menjadi imamnya putera dan puteri dalam wilayah
pendidikan sedangkan Ayah adalah imam dalam menentukan kebijakan dan memutuskan
kompleksitasnya hidup berumah tangga.
Nach Ayah, itu bermakna “ayat” dalam ayat – ayat berlimpah petunjuk simbol yang sarat makna coba al Qur’an tanpa ayat tidak bisa dikatakan
al Qur’an lalu kosong tidak mengandung
petunjuk di dalamnya, Ayah pemangku
kebijakan dan penentu keputusan . . . wilayahnya jelas dan transparan, tidak mungkin di tutup – tutupi.
Adil dan sejajar, tanpa gerakan itupun (International Woman’s
Day) al Qur’an telah memandu kita semua
muslimin serta muslimah seluruh dunia sejak 1438 tahun yang silam perempuan dan laki
– laki memiliki hak yang sama,
sama – sama mulia, sama – sama terhormat dan sama – sama akan di beri pahala
sesuai dengan apa yang telah di lakukannya oleh Allah SWT Sang Pengatur Seluruh
Alam Raya ini.
Kenapa kita (muslimah seluruh dunia) seolah diam dan tak bersuara, karena kita sudah jauh dari al Qur’an atau
bahkan di jauhkan oleh sistem agar tidak mendekati al Qur’an, dengan bermacam cara dan tersistem umat
Islam di jauhkan dari RUH nya yaitu al Qur’an.
Maka harapan Bunda semoga blogger yang muslimah bisa menjaga al Qur’an
dengan cara masing – masing dan bersiap menyongsong perubahan jaman demi
mengantarkan putera dan puteri kita menuju pada keselamatan baik di dunia
maupun di akhirat.
Nikmatnya Menjadi Perempuan Masa Kini
Perempuan masa kini sesungguhnya termasuk beruntung jika di tatap dari segi kemudahan banyak
fasilitas yang meringankan tugas – tugasnya dalam keseharian, contoh sederhana adanya kompor gas adalah
anugerah bagi kita karena di bandingkan dengan nenek, buyut dan para leluhur
kita tungku atau hawu (Bhs.Sunda) adalah alat untuk memasak yang
super ribet dan “aku tak bisa!”
Jika kembali ke desa Bunda adalah masuk dalam kelompok perempuan yang sudah gagap dengan
peralatan masak memasak pada masa lalu hanya bisa dan cukup menyaksikan para
perempuan desa yang trampil mengolah makanan dengan menggunakan kayu bakar, contoh salah satu
Kabupaten yaitu Solok Selatan (Sumatera
– Barat) misalnya Bunda menyaksikan
hampir semua rumah memasak dengan kayu bakar =sudah ada juga beberapa yang
menggunakan kompor gas= akan tetapi bisa
di hitung dengan jari.
Memasak dengan menggunakan kayu bakar disamping menyisakan hitam –
hitam jelaga di peralatan panci, kuali dan soblok atau dandang kemudian harus
kemana mencari kayu bakar . . .
Sesusah – susahnya para perempuan kota mencari satu tabung gas
melon masih mendinglah mencarinya di beberapa lokasi yang sempat kita kenal
bila dibanding harus mencari kayu bakar sebagai stok memasak keseharian. Ampuun
tidaaklah . . . . Bunda bakalan #nangisBombay sambil cari tiang.
Satu peralatan saja yang kita bahas yaitu kompor gas, maka jika di bahas satu alat lagi seperti rice cooker bagi perempuan masa kinipun tanpa sadar bahwa teknologi menawarkan
kemudahan demi kemudahan yang halal kita manfaatkan. Bersyukur yang berlimpah pada mereka semua
yang telah menciptakan kemudahan ini di dunia modern bernama Indonesia.
Kita panjatkan puja dan puji pada Nya. Alhamdulillah . . . . . . .
.
Secara kekinian adalah fasilitas yang teramat trendi buah tangan
dari kemajuan teknologi yang Bunda
optimalkan adalah media sosial dan tidak
haramkan memanfaatkannya oleh MUI, mumpung
belum ada fatwa haram baiklah kita gunakan dan manfaatkan sebaik – baik
kemanfaatannya bisa jadi suatu ketika keluar fatwa haram bermedia sosial . . .
. halow kumaha tah !!!
Qurrata 'Ayyuun (pict : dok.pribadi) |
Media Sosial
Sebagai Sang Khadimah Paling Setia
Media sosial sungguh satu
lagi produk teknologi yang memudahkan kaum perempuan khusus bagi diri
Bunda, dengan bantuan putera dan puteri
sang Bunda akhirnyapun boleh memanfaatkan kecanggihan teknologi global. Dengan media internet kami akrabi setia
setiap waktu tujuan utamanya adalah :
-
Mengamati dan memantau putera dan puteri yang keseluruhannya berjumlah 12 orang dengan
lokasi tempat yang berbeda profesi berbeda dan usia berbeda.
Bisa di baca salah satu tulisan kompasianer Kang Rifki Feriandi :
-
Shilah ar Rahim dengan saudara – saudara, sahabat dan kerabat
yang saling berjauhan, karena facebook
kami sefakultas Dakwah IAIN Sunan Kalijaga bisa reuni di awal tahun 2017
sebanyak 50 orang lebih, setelah tidak berjumpa hampir 30 tahun.
Tambahan informasi boleh juga di baca :
-
Secara
bertahap mengenal
perkembangan dan penggunaan teknologi agar tidak masuk dalam
kategori buta huruf,
dahulu magh . . . ya yang dikatakan buta huruf itu orang – orang yang
masih belum bisa baca tulis baik Arab atau latin atau bahasa dan huruf apapun
itu. Sekarang yang di katakan buta huruf itu adalah mereka yang belum mengenal
komputer, notebook dan apalah – apalah itu, juga mereka yang tidak mengenal internet boro – boro memiliki
akun medsos memanfaatkan e_mail pun butuh keliling kampung untuk bertanya
kemudian mereka masuk dalam kategori butahuruf masa kini.
Bayangkan mamak – mamak
disini yang ikutan give awaynya Zia jika
wayah kieu belum punya akun
facebook atau instagram atau tidak punya blog pribadi apalagi blog keroyokan apa jadinya kita . . . kemudian kira – kira saat ini lagi dimana dan
sedang ngapain jika tidak main FB, twitter dan Instagram hayoo lagi ngapain ?
Nach yang belum sempat baca tulisan putera kedua singgah saja
tinggal klik . .
Ketiga tujuan tersebut mencapai makna puncak di kala kami bisa
saling berkisah lewat tulisan, tidak semata – mata posting status dan komentar
singkat terkesan basa – basi semata.
Maka dengan proses bersanding dengan waktu, energi juga segala dukungan
meskipun bermedia sosial tidak terlepas
berjalan jatuh bangun namun semoga menjadi barokah bagi lingkungan
sebentangan dua tangan Bunda.
Media sosial yang banyak membantu dalam proses pemantauan terhadap
putera dan puteri kami adalah :
-
Blog Pribadi di blogspot gratis ! (asal punya quota)
Blog pribadi memang mulai di aktifkan baru satu tahun ini, semenjak
adanya perawatan di media keroyokan kompasiana dengan kendala sering susah log
in, susah pasang picture susah komen. Jika saja kompasiana tidak mengalami
situasi demikian mungkin Bunda masih disana. Karena ada tiga anak Bunda yang di
kompasiana, dari tulisan – tulisan mereka Bunda bisa tahu kiprah dan apa yang
ada dalam relung mereka meskipun tidak lengkap dan utuh paling tidak jika ada
lomba butuh vote kami saling dukung.
-
Blog Keroyokan di Kompasiana, dan Blog
Perempuan ( aha . . . baru satu artikel, lagi uji coba pasang akun di UC We –
Media )
Kompasiana memang menjadi kampung maya yang membetahkan kami berempat
kendati secara pribadi Bunda sempat aktif di Multiply yang sudah Innalillahi wa
Inna Ilaihi Raaji’un, ada berbagai even yang menjadikan pamor kami terangkat .
. . (akh . . . kisahnya panjang harus ada edisi khusus)
-
Face Book
Meskipun tidak semua putera dan puteri Bunda menggunakan media
facebook akan tetapi FB menjadi prioritas Bunda memantau mereka, puteri ke
sembilan yang fanatik inbox di FB; pantauan sehari – hari diantaranya apa status yang sulung dan tinggal masih di
Bandung namun paling ketemu dua bulan sekali, bersyukur jika bisa berjumpa satu
bulan sekali, demikian status putera ke dua, ke tiga dst. Jika ada diantara
mereka dalam dua hari tidak pasang status Bunda akan menggunakan wa atau sms
(berasa kuno ya kalau pakai sms . . . males pencetnya edisi Mamak sudah mulai
#sepuh)
-
Instagram
Membuang sampah sebanyak – banyaknya dengan perasaan bahagia dan
asyik adalah masang (posting) picture baik penting ataupun tidak penting ke
media instagram, tentu saja tujuan Bunda
ber IG tidak akan bergeser yaitu memantau anak – anak, puteri ke enam dan putera ke sepuluh sangat loyal
menggunakan instagram berbeda dengan saudara - saudara yang lainnya sehingga
pemantauan kegiatan mereka berdua hanya di instagram kendati 12 putera dan
puteri ada disana semua dengan maksud dan tujuan masing – masing lebih pada
kesenangan dan membangun porto folio.
Oiya sepemahaman Bunda tentang Instagram adalah tong sampah besar di alam maya yang bisa kita
manfaatkan dalam situasi dan konteks tertentu, jadi buat Bunda tidak terlalu
penting membangun citra di instagram.
Mungkin berbeda ya jika Bunda seorang tukang foto – foto atau artis
dan celebrity sehingga bagi saya
memiliki kebebasan yang prima dan berasa
merdeka tidak perlu memikirkan jumlah
postingan, di buang – buang saja kendati jumlah followers seada – adanya saja
bahkan merasa tidak “pamali” alias tabu
karena ketidak seimbangan jumlah yang diikuti pengikut dan kiriman.
Kita rayakan saja kemerdekaan ini . . . . !!!
-
Twitter
Up date berbagai informasi yang paling kencang memang memantaunya
lewat jalan media twitter, sehingga ini salah satu kebutuhan untuk mengetahui
apa yang tengah terjadi hari itu jika memang sempat bantu siapapun yang tengah
kontes dan ada lima orang putera dan puteri Bunda yang menggunakan fasilitas
ini kami saling mendukung jika ada live twit.
Banyak sekali keuntungan bisa memahami dan menggunakan twitter
rasanya amazing saja bisa saling share, komen dan re twitt sesama anak – anak.
-
Whats App
Media whats app adalah satu – satunya sarana berkumpul semua
putera, puteri dan beberapa mantu di dunia maya kami saling berkirim berita tentang keadaan
masing masing, sangat terbantu dan memudahkan sang Bunda memantau mereka.
Memang pada akhirnya sebagai orang tua sering kali diterpa perasaan
khawatir ketika di dunia maya juga bertebaran situs dan gambar juga vidio porno
sangat terbuka dan mudah, dalam ketakutan demi ketakutan itulah bada shalat
wajib Bunda lakukan dengan rutin juga teratur memohon perlindungan pada Sang
Penguasa Alam agar DIA melindungi putera dan puteri dari berbagai godaan syetan
yang terkutuk.
Bagi Bunda tidaklah penting menyimpan password akun mereka di
samping ribet juga menghormati hak privasi anak – anak karena sesungguhnya
mereka juga memiliki kebebasan yang
penting kita hormati.
Salam sukses untuk Fauzia Subhan, dan apresiasi dua jempol bagi dua
akun (pendukung) :
@widyanti_yuliandari
@siswawirausaha
Belum ada Komentar untuk "Perempuan Masa Kini Dan Media Sosial Sebagai Sang Khadimah Paling Setia"
Posting Komentar