Cara Berfikir Yang Jungkir Balik !
QS. al Kahfi ( 18 ) : 110 |
Muslimah .
. .
Salam hari Selasa yang #Mubarokan
Perasaan Bunda magh berat sekali untuk ditingkalkan bulan oleh Ramadan yang penuh berkah dan sisanya tinggal sekitaran 12 atau 11 hari lagi ( mudah
– mudahan tidak ada perselisihan waktu lebaran, mendingan dan bagus sama – sama 1 Syawwalnya ).
Lebarannya berjamaah sekampung senegara.
Namun sedikit kita meninjau ulang apa yang sering diungkapkan Pak
Kiyai Muchtar Adam tentang posisi shaum kita dalam pandangan para shalihin
(orang – orang yang selalu beramal sholeh), yaitu :
1.
Shaum Akhli Syare’at
2.
Shaum Akhli Tharekat
3.
Shaum Akhli Hakekat
adapun sebatas kemampuan Bunda menyampaikan tentang uraiannya
adalah :
Shaum Akhli Syare’at
Adalah shaumnya hamba Allah pada level sebatas menahan lapar, haus dan sex mulai terbit Fajar hingga
terbenam Matahari.
Sudah keq gitu saja, tidak memberikan makna lebih titik saja.
Shaum Akhli Tharekat
Shaumnya orang – orang yang menggendalikan seluruh panca –
inderanya dengan lebih termenej baik di masa – masa bulan Ramadan dan khususnya
diluar bulan Ramadhan inilah mereka yang memberhasilkan diri dari pengkaderan
selama Ramadhan berbuah dan sukses, sehingga pasti diwisuda sama Gusti Allah
dengan mendapat SurgaNya kelak di Yaumil Akhir.
Shaum Akhli Hakekat
Level yang paling tinggi inilah tantangan buat kita semua, yaitu menahan diri dari FIKIRAN – FIKIRAN KEJI
atau membangun pola fikir yang benar
dalam realitas kehidupan.
Penting kita maknai, cara
berfikir pemerintahan kita tentang bulan
Ramadan.
Mereka berfikir kalau sudah datang Ramadan sebulan sebelumnya (
bulan Sya’ban) dengan tersistimatis semua harga kebutuhan harian dinaik – naikan
dengan berbagai alasan.
Polanya setiap tahun oleh Ibu – ibu sudah ketebak saja, masa setiap munggahan (satu hari sebelum
Ramadan) munggahan harga ayam dan daging
sapi suka lewat dari biasanya, pasti naik.
Konon harga jengkol mencapai Rp 80.000 bawang merah, cabe sama lombok rawit gila –
gilaan naiknya di tingkat pedagang. Bukan
ditingkat petani . . .
Ramadan Kareem |
Sekarang 18 Ramadan bertepatan dengan 13 Juni 2017 terdetiksi oleh kita Departemen Perdagangan
di Jakarta menyelenggarakan Pasar Murah di beberapa titik hingga ibu – ibu berebut
untuk antri membeli berbagai kebutuhan sembako.
Kenapa Departemen Perdagangan mengadakan pasar murah secara insidental
kaya begini dalam rangka Ramadan dan
menghadapi lebaran, coba atuhlah harga –
harga kebutuhan pokok mah semua wilayah di murahkan 50 % dari harga biasanya.
Memang ada teori abal – abal yang terus di pakai dan dipakai untuk
menghadapi setiap bulan Ramadan
yang Bunda inget cara berfikirnya seperti ini :
Jika kebutuhan meningkat menjadikan barang langka dan ini penyebab
meningkat dan melambungnya harga – harga ;
katanya sih ini hukum pasar . . . .
Kita magh ibu – ibu tidak pakai teori pasar, tidak faham dan ribet. Cuma pakai logika ala ibu – ibu.
Kita itu melaksanakan ibadah Ramadan bukan satu tahun atau dua
tahun ini saja kalau di hitung dari
Indonesia merdeka hampir 72 tahun melaksanakan ibadah shaum Ramadan, dan setiap
tahun harga kebutuhan naik karena pakai hukum pasar itu.
Coba kalau pakai teori hukum kehidupan seperti yang bisa ibu – ibu fikirkan
bersama – sama.
Para pedagang itu sudah diuntungkan oleh semua penduduk Indonesia
itu hampir 11 (sebelas) bulan penuh apakah beras, minyak goreng, tepung terigu,
garam, gas dan mentega juga susu, belum
buah – buah dan lain sebagainya.
Apakah selama sebelas bulan itu mereka rugi . . . Bunda belum
pernah demo tidak membeli beras dalam sebulan saja . . . . tidaklah . . . kami tetap satu bulan membeli 25 kg untuk satu
keluarga, membeli gas enam hingga 8 tabung melon dalam sebulan.
Apakah mereka rugi setiap bulannya selama sebelas bulan baik di
tingkat pedagang eceran maupun partai besar,
rasa – rasanya para pedagang itu sudah sangat diuntungkan oleh kami yang
setia membeli dengan cash ndak pernah ngutang.
Satu poin bahwa kemudian seharusnya bulan Ramadan di murahkan harga – harga bahan itu
karena perkiraan logis tadi dengan berfikir cara ibu – ibu lugu.
Jadi karena yang terfikir oleh kebanyakan dari para pedagang ( pemerintahlah
yang harusnya jadi pemandu kebijakan ) khususnya bulan Ramadan semua harga
dinaikkan sebab banyak yang butuh, mereka itu tidak berfikir
kebalikannya karena banyak yang membutuhkan dan ini bulan Ramadan maka harga
yang afdhal – harga terbaik - di
turunkan 50% karena mereka sudah mendapat untung dari 11 bulan
selain Ramadan.
Begitu sebaiknya dalam menyelenggarakan negara sesuai selera ibu –
ibu lugu. Jika kita ingin dan menuju shaumnya akhli hakekat.
Lanjut satu lagi tentang mafia garam di Indonesia . . . . yang lagi nge ‘hits’ dan mengemuka,
Bunda jenis ibu – ibu yang kurang trampil menggali data akan tetapi
sering mendapat informasi terpercaya, diantaranya
bahwa Bapak Fadel Muhammad mantan Menteri Perikanan dan Kelautan salah satu
penyebab diberhentikannya karena beliau mengetahui dan akan membongkar mafia
garam di Indonesia dan beliau sempat mengatakan bahwa negeri ini memiliki
lautan terluas masa garam saja harus impor,
ekh malahan sekarang kita kelangkaan lagi garam karena mafia mengimpor
kebutuhan garam kita keluar negeri,
untuk skala rumah tangga baiklah kita mengurangi garam akan tetapi garam
bukan hanya sekedar di konsumsi untuk skala industri garam juga sangat
dibutuhkan dan terkait hajat orang banyak.
Nach . . . Fadhel Muhammad sudah beberapa tahun yang lalu di
berhentikannya, memang beliau tidak
berulah dan menerima dengan apa adanya sehingga aman.
Lalu bagaimana dengan garam yang lagi mengalami kelangkaan, ya . .
. sementara ini tidak apa – apa tidak bakalan terasa, akan tetapi kembali kepada pola fikir bangsa ini kalau ada orang baik jadi Menteri dan berniat
baik juga lurus demi kemashlahan banyak orang seperti Fadhel Muhammad ini
sebaiknya disingkirkan karena akan mengganggu kinerja dan sistem yang terbangun.
Sehingga memang kita semua penting mengevaluasi diri dengan momen
Ramadan ini dengan meningkatkan derajat shaum kita kepada tingkat shaum ahkli
Hakikat membangun pola fikir yang lurus
dan baik adalah merupakan realisasi dari shaum akhli hakikat untuk mengucurkan Rahmatan lil ‘Alamiin.
“Katakanlah : “Sesungguhnya
aku ini manusia biasa seperti kamu yang di wahyukan padaku : “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah
Tuhan Yang Esa.” Barang siapa mengharap
berjumpa dengan Tuhannya, maka
hendaklah ia mengejakan amal yang shaleh
dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada
Tuhannya.”
Bunda mungkin keliru juga atas pola pikir ini, tolong beritahu . .
.
Belum ada Komentar untuk "Cara Berfikir Yang Jungkir Balik !"
Posting Komentar