Resiko Hidup Satu Atap
Hidup berdampingan dengan damai adalah sesuatu yang indah dan
membahagiakan dengan tidak saling mengganggu baik secara lahiriah maupun
bathiniah.
Pada awalnya kami memang bersama – sama satu atap menjalankan roda
kehidupan dengan kesibukan dalam konteks waktu yang cukup dinamis.
Saya lebih memilih segala sesuatu dilakukan siang hari dan
dirampungkan menjelang ashar biasanya antara maghrib dan isya adalah saat
- saat kritis menjemput kantuk menyapa
malam dengan sigap dan tertidur lelap.
Sedang yang seatap dengan kami lebih memilih sekitar jam 09.00
malam menjemput malam dan mulai berikhtiar melakukan prosesi kehidupan bersama
sudah menjadi habit puluhan tahun baginya melakukan rutinitas yang demikian, maklum dan lazim saja dalam rentang sekitar
30 tahun ini.
Seisi rumah menyikapinya biasa – biasa saja, tidak ada yang protes ataupun komplain dengan
situasi ini.
Tiga puluh lima tahun satu atap masa panjang kami bersama dan
inilah pada akhirnya menjadi puncak perang dingin yang terjadi.
Di kubu saya pada awalnya bersepakat dengan anak – anak mengusirnya
saja dengan satu cara dan tanpa ampun !
Kesepakatan mengusir membuat teman satu atap memberontak dan
melakukan serangan balik yang sangat tidak kami duga.
Salah satu yang membuat kemarahan meningkat saat note book di
temukan hancur dan disitu data juga kepentingan terpusat.
Puncak kejengkelan kami seisi rumah bersepakat untuk membunuhnya
dengan tanpa ampun sehingga berharap rumah kembali tenteram, karena dengan mengusir secara brutalpun tidak
mempan.
Dengan perlahan saya mengaduk – ngaduk racun khusus pesanan dari
seseorang yang kami kenal trampil membunuh dengan rapih dan tidak di ketahui
oleh lawan.
Dalam tiga hari racun itu berharap bereaksi dan sukses tujuan kami
membunuhnya dengan diam – diam.
Tiga hari, empat hari dan
lima hari teman seatap masih tenang – tenang sibuk berkegiatan malam.
Hari kesepuluh telah kami temukan beberapa bangkai tikus membusuk
dengan jijik kamipun membuangnya.
Belum ada Komentar untuk "Resiko Hidup Satu Atap"
Posting Komentar