Asus ZenBook Ngajak Jalan – Jalan ke Cagar Budaya Kota Bandung
Hotel Homann - Bandung (pict:dok.pribadi) |
Hotel Homann - Bandung (pict:dok.pribadi) |
Bandung sudah sangat
kakoncara (terkenal) sebagai Kota Kembang.
Itu saja yang telah melekat dalam
ingatan seakan tidak akan pernah lupa tentang salah satu Ibu Kota Provinsi Jawa
– Barat.
Dalam konsep difikiran
penulis Kota Kembang adalah kota yang tumbuh aneka jenis bunga dan bisa Kita
buktikan contohnya di Cihideung atau di sebagian wilayah Ciwidey petani bunga
beberapa keturunan ada di dua lokasi ini.
Kembang atau jenis
bunga apa saja yang ada di dua Desa ini
? yang umum penulis amati adalah sedap
malam, hebras dan mawar, untuk sedap malam memang yang paling kita
rasakan adalah dominan aromanya. Hebras
karena kaya dengan aneka warna dan jenisnya.
Beda banget dengan sedap malam yang hanya putih kadang ditemukan juga yang warnanya mendekati pink dan dalam bayangan kita
berimajinasi ia bentuknya agak panjang dan oval jika masih dalam bentuk kuncup
sedang ketika mekar putik – putiknya merekah indah dan lucu karena bentuknya
relative cukup mungil, yakin semua orang khususnya kaum perempuan suka aneka jenis bunga.
Konon . . . ya konon menurut Bang Aswi yang pada kesempatan jalan - jalan bersama tim Asus ZenBook yang dimaksud kota kembang jaman dahulu khusus penjajah Belanda di Bandung itu banyak perempuan - perempuan muda yang cantik sehingga Bandung menjadi wilayah perburuan nafsu jahat tentara Belanda, pada paragraf ini Bunda menulisnya agak merinding dan takut, kesal juga seram.
Takut ya . . . jika yang jadi perburuan itu perempuan cantik adalah saudara atau Ibu kita dhuuh . . . ya Allah.
Kesal terhadap kaum penjajah ternyata mereka tidak hanya merampas semua hasil milik bangsa ini baik pertanian diantaranya rempah - rempah seperti cengkeh, pala dan jahe ternyata juga nyawa dengan cara menghinakan kaum perempuan di bumi pertiwi ini.
Konon . . . ya konon menurut Bang Aswi yang pada kesempatan jalan - jalan bersama tim Asus ZenBook yang dimaksud kota kembang jaman dahulu khusus penjajah Belanda di Bandung itu banyak perempuan - perempuan muda yang cantik sehingga Bandung menjadi wilayah perburuan nafsu jahat tentara Belanda, pada paragraf ini Bunda menulisnya agak merinding dan takut, kesal juga seram.
Takut ya . . . jika yang jadi perburuan itu perempuan cantik adalah saudara atau Ibu kita dhuuh . . . ya Allah.
Kesal terhadap kaum penjajah ternyata mereka tidak hanya merampas semua hasil milik bangsa ini baik pertanian diantaranya rempah - rempah seperti cengkeh, pala dan jahe ternyata juga nyawa dengan cara menghinakan kaum perempuan di bumi pertiwi ini.
Titik 0 - Kota Madya Bandung (pict:dok.pribadi) |
Assecories berbagai tanaman di sekitaran Jalan Asia Afrika (pick:dok.pribadi) |
Titik 0 Kota Bandung
Penulis merasa emejing
saat menyaksikan angka o di sekitaran jalan Asia Afrika dan hidup di Kota
Bandung sejak 1965 koq baru eunggeuh itutu titik O karena yang diingat hanya di
Banda Aceh dan Papua itu yang sering say abaca sedangkan Bandung duh baru tahu
2019 berasa terlalu ( Jadi terima kasih
Asus ZenBook ! )
Hotel Homann - Bandung (pict:dok.pribadi) |
Hotel Homan
Penulis merasa emejing
saat menyaksikan angka o di sekitaran jalan Asia Afrika dan hidup di Kota
Bandung sejak 1965 koq baru eunggeuh itutu titik O karena yang diingat hanya di
Banda Aceh dan Papua itu yang sering say abaca sedangkan Bandung duh baru tahu
2019 berasa terlalu ( Jadi terima kasih
Asus ZenBook ! )
Hotel
Denis
Penulis merasa emejing
saat menyaksikan angka o di sekitaran jalan Asia Afrika dan hidup di Kota
Bandung sejak 1965 koq baru eunggeuh itutu titik O karena yang diingat hanya di
Banda Aceh dan Papua itu yang sering say abaca sedangkan Bandung duh baru tahu
2019 berasa terlalu ( Jadi terima kasih
Asus ZenBook ! )
Hotel Dennis - Bandung (pick:dok.pribadi) |
Taman depan Hotel Deniss (pick.dok.pribadi) |
Paguyuban Watga Bandung (pick:dok.pribadi) |
Asia Afrika _ Gedung Bioskop Kaum Elit Belanda
Penulis merasa emejing
saat menyaksikan angka o di sekitaran jalan Asia Afrika dan hidup di Kota
Bandung sejak 1965 koq baru eunggeuh itutu titik O karena yang diingat hanya di
Banda Aceh dan Papua itu yang sering say abaca sedangkan Bandung duh baru tahu
2019 berasa terlalu ( Jadi terima kasih
Asus ZenBook ! )
Mesjid agung
Penulis merasa emejing
saat menyaksikan angka o di sekitaran jalan Asia Afrika dan hidup di Kota
Bandung sejak 1965 koq baru eunggeuh itutu titik O karena yang diingat hanya di
Banda Aceh dan Papua itu yang sering say abaca sedangkan Bandung duh baru tahu
2019 berasa terlalu ( Jadi terima kasih
Asus ZenBook ! )
Rombongan Blogger - Bdg (pict:dok.KaterinaS) |
Belum ada Komentar untuk "Asus ZenBook Ngajak Jalan – Jalan ke Cagar Budaya Kota Bandung"
Posting Komentar